Tulisan Titipan

eka
2 min readJan 12, 2023

--

Kali ini aku akan menuliskan titipan teman yang aku sebut dengan 'Dia', untuk orang yang aku sebut dengan 'Kamu'. Dia bilang, dia kurang pandai menulis ketika hidup sedang senang-senangnya, jadi dia ingin aku yang menuliskan ini untuk kamu. Selain itu, dia juga malu untuk bikin tulisan yang "mehhh" kiranya saat dibaca oleh orang lain.

Entah sejak kapan dia bilang ingin hidup lebih lama lagi di dunia, tapi kalau tidak salah dengar sesaat setelah menghabiskan waktu makan bersama di restoran mie yang baru buka itu. Dia bilang, dia muak dengan cerita masa lalumu. Tapi, dia kesulitan untuk tidak berkonsentrasi mendengarkan kamu bercerita dan melihat semua detail raut mukamu, walaupun dengan sedikit kesal.

Dia tanya ke aku, dia kenapa ya. Aku jawab, aku kurang tau juga. Mungkin suka, mungkin cinta, tapi yang aku tau dia juga lebih sering kesal dengan kelakuanmu. Pertanyaan ini bisa aku hitung muncul ratusan kali, sampai-sampai akhirnya dia sadar sendiri kalau dia sudah gak waras. Suka senyum sendiri, suka mereka kembali adegan lucu denganmu, sukarela tertawa dengan jokes garingmu dan suka suka yang lainnya.

Hari-hari dijalaninya dengan berharap akan punya waktu makan bersama lagi, dengan es teh tawar kesukaanmu dan es teh manis kesukaannya yang sering kamu tegur karena terlalu banyak gulanya daripada tehnya. Sampai hari ini, dia bilang dia punya harapan bisa makan bersama dan berbagi cerita sehari-hari sampai ribuan tahun yang akan datang (kalau diizinkan Tuhan, tapi kalau tidak ya biar jadi urusan Tuhan saja katanya).

Dia bilang dia akhirnya mau hidup lebih lama lagi untuk percakapan yang lebih banyak "hah"-nya karena naik motor dan jalanan berisik. Dia bilang dia senang sekali akhirnya punya teman makan mie ayam (makanan favoritnya, seingatku). Dia bilang dia sudah mengorbankan kewarasannya dengan jokes kamu yang lebih banyak bikin "hah" daripada "hahahaha". Dia juga bilang, pelan-pelan ingin belajar menulis lagi biar kamu gak cuman ada di pikiran tapi juga abadi dalam tulisan.

Terakhir, dia bilang kalau sudah selesai baca ini boleh dibagi peluknya sedikit (dia malu bilangnya, aku kurang tau juga, nanti tanya langsung aja).

Sebenarnya, aku juga kurang tau kamu dan dia lagi ngapain. Aku cuman tau, kalau dia bahagia kamu ada, entah sampai kapan. Dia bilang mau selamanya, tapi aku tanya selamanya itu selama apa, sih?

Mungkin akan terjawab setelah pariwara berikut ini. Sudah dulu, ya, kepanjangan takut kamu bosan.

--

--